Gambar 0. Illustrasi bruteforce
Tugas S1 pada mata kuliah Sistem Keamanan Data ini merupakan versi penulisan ilmiah dari tutorial sebelumnya. Sebenarnya kami hanya diberi tugas untuk menulsi esai mengenai bruteforce tapi kebetulan saat itu saya mulai mencoba Backtrack Linux dan sekalian saja mencoba mempraktikannya dengan Hydra. Selain saya, kelompok kami terdiri dari Yulianti Murprayana, Nyoman Arta Jaya, Muhammad Audy Bazly, dan Dwi Angga Pratama. Tugas ini tidak pernah dipublikasi dimanapun dan kami sebagai penulis dan pemegang hak cipta melisensi tugas ini customized CC-BY-SA dimana siapa saja boleh membagi, menyalin, mempublikasi ulang, dan menjualnya dengan syarat mencatumkan nama kami sebagai penulis dan memberitahu bahwa versi asli dan terbuka tersedia disini. Jika ingin praktiknya saja, ikuti videonya saja.</p>
Bruteforce merupakan suatu teknik pembobolan jaringan komputer dengan mencoba semua kata yang ada dalam kamus sebagai username atau password untuk memasuki suatu jaringan. Dari kata bruteforce itu sendiri berarti memaksa murni menggunakan tenaga. Bagi para hacker bruteforce merupakan solusi terkahir dalam pembobolan pada jaringan komputer. Namun teknik ini jarang digunakan karena membutuhkan waktu yang lama, besar file kamus yang besar, spec komputer yang tinggi dan kedala sejenis lainnya. Jika SDM (sumber daya manusia) yang dimiliki hacker mencukupi, teknik ini pasti berhasil. Walaupun teknik ini umum dikenal dan dipahami mekanisme kerjanya oleh banyak orang, masih sedikit yang mengetahui pengaplikasiannya. Dengan kata lain, banyak yang mengetahui teorinya tetapi tidak pernah melakukan aksi ini. Pada makalah ini akan dilakukan percobaan melakukan bruteforce dengan software Hydra yang tersedia di sistem operasi linux. Bahan percobaan adalah sistem operasi Windows 7 pada service telnet.
Bagaimana melakukan bruteforce dengan Hydra pada service telnet di Windows 7?
Mengaplikasikan teknik pembobolan bruteforce dengan software Hydra pada service telnet di Windows 7.
Serangan brute-force bekerja dengan menghitung setiap kemungkinan kombinasi yang dapat membuat kata sandi dan mengujinya untuk melihat apakah itu kata sandi yang benar. Seiring bertambahnya panjang kata sandi, jumlah waktu, rata-rata daya komputasi yang diperlukan, untuk menemukan kata sandi yang benar meningkat secara eksponensial (https://en.wikipedia.org/wiki/Brute-force_attack). Beberapa software yang dapat melakukan brute force attack:
Berdasarkan Zurück zur Startseite, berikut adalah perkembangan berita brute force attack:
Percobaan dilakukan di rumah di Jln. Kusuma Bangsa 5, Denpasar, Bali. Waktu percobaan pada hari Senin, tanggal 10 Maret 2012, pada jam 20:00 – 24:00.
Berikut adalah alat yang digunakan untuk penelitian:
Laptop ACER:
Software:
Berikut adalah bahan yang digunakan untuk penelitian:
PC:
Pertama yang harus dilakukan adalah untuk mengecek apakah host hidup atau mati. Bila alamat IP tidak diketahui bisa melakukan scanning pada range IP (Internet Protocol) adress tertentu atau dengan ARP (Adress Resolution Protocol). Jika menggunakan nmap perintahnya adalah “nmap –sn 192.168.0.0/24”, perintah ini akan melakukan check host alive dengan aplikasi ping dari 192.168.0.0 – 192.168.0.255.
Yang kedua adalah scan port untuk mengetahui port yang mana saja pada host yang aktif dengan aplikasi port scanner. Port scanner pada makalah ini yang digunakan adalah NMAP. Jika diketahui alamat IP host adalah 192.168.0.3 maka perintahnya “nmap 192.168.0.3”. Pada makalah ini percobaan bruteforce akan dilakukan pada Telnet. Akses telnet dapat dilakukan dengan perintah “telnet –l (user)”.
Gambar 3.1 Scanning pada host dengan NMAP
Bruteforce pada makalah ini akan dilakukan dengan opensource software Hydra. Pada makalah ini dibuat terlebih dahulu kamus percobaan dalam bentuk text file, terlihat sebagai berikut:
Gambar 3.2 Kamus yang digunakan
Pada hydra dapat dilakukan perintah “hydra –h” untuk melihat panduan pemakaian. Selanjutnya adalah perintah “hydra –L /root/test_dictionary.txt –P /root/test_dictionary.txt –F –V 192.168.0.3 telnet”. “–L” adalah login, “-P” adalah password, disini keduanya akan mencoba-coba semua text yang ada di file “test_dictionary.txt”. “–F” adalah perintah agar Hydra berhenti bila login dan password telah ditemukan, -V untuk melihat proses.
Gambar 3.3 Bruteforce dengan hydra
Pada gambar 3.3 terlihat bahwa hydra mencoba nama – nama yang terkandung pada file test_dictionary.txt sebagai username dan password. Hydra memulai dari atas yaitu username = robert dan password = robert hingga 21 kali percobaan dan berhenti pada usernama = purnama dan password = testhack.
Gambar 4.1 Konfigurasi jaringan pada Windows 7
Dengan perintah “telnet 192.168.0.3” dengan memasukan username = purnama dan password = testhack maka akan terlihat sebagai berikut:
Gambar 4.2 Telnet ke host
Terlihat bahwa telah berhasil memasuki host. Dari percobaan, bruteforce bersifat boros waktu, boros SDM seperti RAM, processor dan drive. Jika menerapkan metode ini di dunia nyata maka akan memerlukan kamus yang besar sekitar > 5 GB karena pada kamus harus tersedia semua kemungkinan password mulai dari variasi huruf dari a – z, angka, dan karakter lainnya. Tidak berhenti sampai disana juga harus tersedia semua kemungkinan jumlah karakter dalam satu kata, dan masing-masing karakter itu pula harus tersedia variasi. Wajarlah bila suatu kamus yang asli mempunyai ukuran yang besar. Kecepatan untuk melakukan bruteforce tergantung pada processor dan RAM dengan kata lain diperlukan RAM dan processor yang sangat besar. Jika semua SDM yang dibutuhkan terpenuhi, maka bruteforce pasti berhasil. Oleh karena itu bruteforce dikatakan solusi terakhir bagi hacker bila solusi lain tidak berhasil.
Untuk mengaplikasikan bruteforce dapat menginstall software yang telah tersedia seperti Hydra. Setelah itu dibutuhkan kamus berupa kumpulan kata – kata dalam file txt. Tahap terkahir sebelum melakukan bruteforce adalah dengan melakukan pencarian informasi dan menghubungkan koneksi dengan tujuan yang akan dilakukan bruteforce. Lalu melakukan bruteforce dengan Hydra seperti pada gambar 3.3.
Tersedia juga software bruteforce selain Hydra seperti Bruteforce, Ophcrack dan Rainbowcrack. Namun tidak menutupi kemungkinan untuk membikin software bruteforce. Dapat disarankan dijadikan penelitian lebih lanjut dengan melakukan membikinan software bruteforce sendiri, mencoba software lain, melakukan bruteforce pada service lain, melakukan pada kondisi nyata dan lain – lain.